1. PENALARAN DEDUKSI
Penalaran deduksi didasarkan pada
penarikan kesimpulan yang bertolak dari hal yang umum. Dalam karangan penerapan
penalaran deduktif ini tampak pada pernyataan umum yang dituangkan dalam
kalimat utama yang kemudian menuju pada beberapa kalimat penjelas.
Penalaran deduktif bertolak dari
sebuah kontusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang
lebih umum. Simpulan yang diproleh tidak mungkin lebih umum daripada proposisi
tempat menarik simpulan itu. Proporsi tempat menarik simpulan itu disebut
premis.
Penarikan
simpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula
dilakukan secara tak langsung.
Contoh
:
·
Semua ikan berdarah dingin. (premis)
·
Sebagian yang berdarah dingin adalah
ikan. (simpulan)
2. PENALARAN INDUKSI
Induksi
atau penalaran induktif adalah penalaran dari kasus-kasus partikular menuju
pada kesimpulan umum.
1.
Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran
yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum
Contoh
:
·
Jika dipanaskan, besi akan memuai
·
Jika dipanaskan, timah akan memuai
·
Jika dipanaskan, tembaga akan memuai
·
Generalisaisnya : Semua logam jika
dipanaskan akan memuai.
2.
Hipotesa dan Teori
Hipotesis
atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat
praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis
ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan
diteliti.Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak
bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis,
peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan/ menciptakan suatu gejala.
Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji
kebenarannya disebut teori.
Pernyataan
hubungan antara variabel, sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis, merupakan
hanya merupakan dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan pada
hubungan yang telah dijelaskan dalam kerangka teori yang digunakan untuk
menjelaskan masalah penelitian. Sebab, teori yang tepat akan menghasilkan
hipotesis yang tepat untuk digunakan sebagai jawaban sementara atas masalah
yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif
peneliti menguji suatu teori. Untuk meguji teori tersebut, peneliti menguji
hipotesis yang diturunkan dari teori.
Agar
teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat diamati dan
diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan ke dalam
bentuk yang nyata yang dapat diamati dan diukur. Cara yang umum digunakan ialah
melalui proses operasionalisasi, yaitu menurunkan tingkat keabstrakan suatu
teori menjadi tingkat yang lebih konkret yang menunjuk fenomena empiris atau ke
dalam bentuk proposisi yang dapat diamati atau dapat diukur. Proposisi yang
dapat diukur atau diamati adalah proposisi yang menyatakan hubungan
antar-variabel. Proposisi seperti inilah yang disebut sebagai hipotesis
3.
Analogi
Analogi
adalah cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang memiliki sifat sama.
Cara ini didsarkan asumsi bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi,
maka akan ada persamaan pula dalam bidang lain.
Analogi dalam ilmu bahasa adalah
persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain.
Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan
kata baru dari kata yang telah ada.
Contoh
:
Seorang
anak yang baru lahir masih suci. Baik buruknya anak tersebut kelak antara lain
bergantung pada bagaimana cara oran tua mendidiknya, pengaruh orang-orang
terdekat dan lingkungannya. Demikian pula kertas putih yang belum bernoda, akan
menjadi apa kertas tersebut tergantung pada apa yang akan kita goreskan pada
kertas putih tersebut
4.
Hubungan Kausalitas
Hubungan
kausal adalah cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang memiliki
pola hubungan sebab-akibat. Salah satu variabel (independen) mempengaruhi
variabel yang lain (dependen).
Contoh
:
1. Sebab
akibat
Karena PLN mengalami
gangguan, menyebabkan mati lampu di perumahan Cibubur.
2. Akibat-Sebab
Benzema mendapatkan
kartu merah, karena melakukan pelanggaran
Wiliam mendapatkan
surat tilang, karena mengebut di jalan
3. Akibat
akibat
Ketika pulang dari
pasar, Ibu Sonya melihat tanah dihalamannya becek. Ibu langsung menyipulkan
bahwa kain jemuran di belalkang rumahnya pasti basah.
5.
Induksi Dalam Metode Eksposisi
Eksposisi
adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana
isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian
dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Karangan
ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian,
dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak
jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses
kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Langkah
menyusun eksposisi:
·
Menentukan topik/tema
·
Menetapkan tujuan
·
Mengumpulkan data dari berbagai sumber
·
Menyusun kerangka karangan sesuai dengan
topik yang dipilih
·
Mengembangkan kerangka menjadi karangan
eksposisi.
Contoh
:
1) Ozone
therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen ,urni
dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah. Ozone therapy merupakan
terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit
yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.
2) Pemerintah
akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan kepada korban gempa.
Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan dengan tingkat
kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapat bantuan sekitar 10
juta. Warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga
yang rumahnya rusak berat mendapat bantuan sekitar 30 juta. Calon penerima
bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawasan dari
pihak LSM.
Sumber
:
http://m-eko-febrianto.blogspot.com/2010/11/penalaran-deduksi-dan-induksi.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/penalaran-deduktif-dan-induktif-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar